Gelaran pemilihan
umum tahun ini dinilai berdampak positif bagi industri minuman ringan,
khususnya Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Tak heran bagi pelaku industri cukup
optimistis menatap tahun 2020 nanti.
Ketua Umum Asosiasi
Pengusaha Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) Rachmat Hidayat menyebutkan akhir
tahun ini industri berkesempatan mengerek penjualan dengan momen Natal dan
Tahun Baru. Dimana biasanya momen hari libur tersebut dapat mendongkrak
penjualan kisaran 10% dibandingkan hari-hari biasa lainnya.
"kami meyakini
bahwa industri ini mampu untuk mencapai target, harapannya sampai akhir tahun
ini dapat tumbuh 9%," ujar Rachmat). Mengenai proyeksi di tahun 2020,
Rachmat belum ingin berspekulasi tapi asosiasi masih optimistis pertumbuhannya
lebih baik dibandingkan tahun ini.
Secara volume,
produksi AMDK lebih besar jika dibandingkan dengan minuman ringan lainnya.
Menurut Rachmat tahun ini volume produksi AMDK diperkirakan naik menjadi 30
miliar liter, dimana pada tahun kemarin volume produksi hanya 29 miliar liter.
Tantangan terbesar
untuk industri ini di tahun depan masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya
yakni distribusi dan jalur logistik dalam negeri yang berpotensi menguras
biaya. Apalagi margin keuntungan produk AMDK tidak tergolong tinggi, sehingga
produsen harus selalu mengencangkan efisiensi atau meningkatkan kapasitas
produksi.
Keunggulan dari segi
logistik tampaknyalah yang membuat produsen AMDK seperti Danone-Aqua lebih
banyak bermain di sisi produk galon 19 liter. Manajemen menyebutkan hampir 70%
volume penjualan berasal dari produk galon, sisanya dari kemasan kecil lainnya.
"Selain
memproduksi bahan berkualitas di sisi lain kami juga mampu mengantarkan produk
ke tangan konsumen dengan baik," ucap, Karyanto Wibowo, Sustainable
Development Director Danone Aqua ditemui disalah satu acara seminar, Kamis
(5/12).
Danone-Aqua menjadi
market leader untuk produk AMDK dengan kapasitas produksi mencapai 79 juta
galon per tahunnya.
Selain memiliki
distribusi yang luas, perusahaan juga melakukan efisiensi dengan mempelopori
penggunaan plastik daur ulang sebagai material botol minumannya. Setidaknya
hampir 25% dari kebutuhan plastik Danone-Aqua saat ini berasal dari plastik
daur ulang.
Sementara itu
produsen AMDK merek dengan Nestle Pure Life, PT Akasha Wira International Tbk
(ADES) mengaku bahwa efisiensi menjadi faktor pendorong utama pendongkrak
kinerja perseroan. Meski pertumbuhan topline perusahaan masih single digit di
sembilan bulan pertama tahun ini, namun raihan bottomline terjadi kenaikan
signifikan.
Berkaca pada laporan
keuangan perseroan sampai September tahun ini revenue yang diperoleh tercatat
Rp 616,02 miliar atau hanya tumbuh 3,2% dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya Rp 596,52 miliar. Beban pokok penjualan turut naik 4,1% year on year
(yoy) menjadi Rp 308,61 miliar.
Sehingga perolehan
laba kotor ADES tercatat Rp 307,40 miliar sampai kuartal tiga tahun ini, atau
naik 2,4% dibandingkan periode yang sama tahun kemarin Rp 300,19 miliar. Namun
demikian beberapa pos beban lainnya terjadi penurunan, alhasil laba bersih yang
didapat sampai September tahun ini ialah Rp 46,93 miliar.
Jumlah tersebut
melejit 32% dibandingkan dengan laba bersih kuartal-III pada tahun lalu Rp
35,55 miliar. "Perusahaan memang melakukan efisiensi," terang Thomas
Maria Wisnu Adjie, Direktur ADES.
Sebelumnya Thomas
sempat bmengatakan bahwa perusahaan hampir melakukan efisiensi diberbagai lini,
mulai dari administrasi sampai sisi operasional. Dalam laporan keuangan hampir
semua beban terdapat penurunan, yang paling besar terjadi di beban keuangan
yang menyusut 30% dari Rp 17,79 miliar di kuartal-III tahun 2018 menjadi Rp
12,54 miliar di kuartal-III tahun ini.
Bisnis ADES sendiri
masih ditopang oleh penjualan Air Minum Dalam Kemasan (Amdk) sebesar 64% dari
penjualan bersih di kuartal ketiga tahun ini atau senilai Rp 394,44 miliar.
Segmen bisnis ini tumbuh hingga 7% dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya Rp 366,09 miliar.
Setidaknya sampai
saat ini perusahaan mempunya kapasitas pabrikan Amdk mencapai 800.000 liter per
tahunnya yang diproduksi di Jawa Barat dan Jawa Timur. Adapun sampai akhir
tahun ini perusahaan masih optimistis untuk meraih pertumbuhan kisaran 15%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar